Jumat, 04 Desember 2009

Obat Penghapus Dosa dan Penyembuh Penyakit Hati

Ambillah akar pohon KEKAFIRAN dan

akar pohon TAWADHU’ (kerendahan hati)

Taruh kedua akar itu dalam keranjang TAUBAT

Tumbuklah dengan menggunakan lesung RIDHO

Lalu haluskan dengan serut QONA’AH (kepuasan hati)

Masukkan ke dalam kendil TAQWA

Campurkan air HAYA (rasa malu) ke dalamnya

Didihkan dengan api MAHABBAH (rasa cinta)

Dinginkan dengan angin ROJA (pengharapan)

Minumlah dengan menggunakan sendok HAMDALAH

Jika Anda dapat melakukan semua itu

niscaya akan selamat dari penyakit dunia

dan bencana akhirat

(agenda MUSLIMAH)

Minggu, 18 Oktober 2009

Keluarga Cinta

Azan subuh berkumandang
Memanggil insan untuk melaksanakan kewajiban
Kepada sang pencipta alam semesta

Bisikan angin mengajak beraktivitas
Sinar matahari menuntun langkah dalam menjalaninya
Dengan diiringi doa,
Berharap segala urusan dapat berjalan lancer

Sinar matahari mulai meredup
Burung – burung pun berterbangan di langit
menuju sangkarnya
Aktivitas insan pun terhenti

Tangan hangat menyambut kedatangan
Salam sejahtera mengiringinya
Tawa dan canda keluarga mewarnai kehidupan di malam yang sunyi

Seketika hembusan angin mengajak untuk bermimpi
Tak lupa diiringi dengan doa
Berharap esok dapat merasakan kebahagian
Keheningan malam pun tercipta

(STI Psikologi Harapan Bangsa Banda Aceh, 2007)

Sabtu, 17 Oktober 2009


PEGARUH KETERGANTUNGAN TERHADAP TEMBAKAU














LISA GUSTIANA, S. PSI







STI. PSIKOLOGI HARAPAN BANGSA BANDA ACEH
JUNI, 2009
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan anugerahnya berupa kebahagian hidup atas kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan contoh tugas mk psi. klinis nie! (~,~)). Tak lupa pula salawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Contoh tugas ini ditujukan buat para sahabat yang sedang mengambil mata kuliah psikologi klinis.
Akhir kata semoga contoh tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
Uda dulu ya kata pengantarnya…insyaAllah klo ada kesempatan kita sambung lagi yaaa, pastinya dalam pembahasan yang berbeda….(^,^)


lisa





PEMBAHASAN

daun tanaman tembakau telah lama digunakan sebagai obat selama berabad – abad. daun ini dapat dikunyah atau dihisap (seperti menghisap rokok).
orang mulai menggunakan tembakau untuk alasan seperti ingin merasa hebat di sekolah, terpengaruh oleh iklan perusahaan dan kepercayaan bahwa merokok berarti gaul atau hebat.
ketika sudah mulai merokok dapat dengan cepat mengalami ketergantungan karena tembakau mengandung nikotin, suatu obat yang bersifat adiksi tinggi.








perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekitarnya.
perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. proses belajar dimulai dari sejak masa anak – anak, sedang proses menjadi perokok pada masa remaja.
proses belajar atau sosialisasi dapat dilakukan melalui tranmisi dari generalisasi sebelumnya yaitu tranmisi vertical atau dari lingkungan keluarga, lebih spesifik sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja.
sosialisasi yang lain melalui tranmisi horizontal melalui lingkungan teman sebaya.
namun yang paling besar memberikan kontribusi adalah kepuasan – kepuasan yang diperoleh setelah merokok atau rokok memberikan kontribusi yang positif. pertimbangan – pertimbangan emosional lebih dominan dibandingkan dengan pertimbangan – pertimbangan rasional bagi perokok.


















Rokok = ganja yang di legalkan. Kenapa? Karena tidak seperti steroids, rokok bersifat kecanduan, sama seperti ganja/narkotika. Banyak dari mereka yang mengaku (baca: terlihat) beragama taat, tapi disaat bersamaan mereka tetap rajin merokok. Padahal semua agama melarang pemakaian rokok. Sebuah kontradiksi. Orang banyak latah bilang say no to drugs, tapi mereka lupa, rokok justru jauh lebih parah dampaknyaketimbangdrugs.


KASUS
An adalah wanita yang berusia 25 tahun. ia adalah perokok sejak usia remaja, bahkan ia masih merokok dalam keadaan sedang hamil 7 bulan. pertumbuhan janinnya tidak terlalu berkembang seperti janin – janin lain dimasa kandungan 7 bulan. suaminya pun ternyata seorang perokok, yang tiap harinya gak sungkan – sungkan merokok didalam kamar yag satu ruangan dengannya.
Selain itu, sebagaimana yang tertulis dengan jelas dalam setiap kemasan rokok, kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya kecacatan pada janin.
Gangguan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi tersebut dapat bermacam-macam bentuknya, mulai dari gangguan haid, early menopause (lebih cepat berhenti haid) hingga sulit untuk hamil. Pada wanita perokok terjadi pula peningkatan risiko munculnya kasus kehamilan di luar kandungan dan keguguran.
Selain itu, sebagaimana yang tertulis dengan jelas dalam setiap kemasan rokok, kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya kecacatan pada janin.

Pada prinsipnya, merokok adalah kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, baik bagi pria maupun wanita. Hubungan erat antara penyakit jantung, paru-paru, dan kanker dengan kebiasaan merokok tentunya sudah menjadi pengetahuan umum. Sayangnya, dampak negatif rokok terhadap wanita tidak “sesempit” itu. Begitu banyak gangguan kesehatan akibat kebiasaan merokok yang secara “eksklusif” hanya menyerang kaum wanita, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.


























Sejauh ini terdapat kurang lebih dua puluh penelitian yang memaparkan kaitan merokok dengan infertilitas. Salah satunya penelitian yang menunjukkan, nikotin dalam rokok menyebabkan gangguan pematangan ovum (sel telur). Hal inilah yang diduga menjadi penyebab sulitnya terjadi kehamilan pada wanita yang merokok. Selain itu, nikotin juga menyebabkan gangguan pada proses pelepasan ovum dan memperlambat motilitas tuba, sehingga risiko seorang wanita perokok untuk mengalami kehamilan di luar kandungan menjadi sekira 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan wanita bukan perokok.

Nikotin pula yang menjadi biang kerok timbulnya gangguan haid pada wanita perokok. Zat yang menyebabkan seseorang ketagihan merokok ini, ternyata memengaruhi metabolisme estrogen. Sebagai hormon yang salah satu tugasnya mengatur proses haid, kadar estrogen harus cukup dalam tubuh. Gangguan pada metabolismenya akan menyebabkan haid tidak teratur. Bahkan dilaporkan bahwa wanita perokok akan mengalami nyeri perut yang lebih berat saat haid tiba.

Merokok berhubungan dengan risiko tinggi untuk mengalami kelainan dalam kehamilan, antara lain ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) dan gangguan pada plasenta (ari-ari). Kebiasaan merokok pun dikaitkan dengan kelahiran prematur dan berat badan bayi yang dilahirkan akan cenderung rendah. Bayi yang terlahir dengan berat badan rendah biasanya memiliki risiko tinggi untuk mengalami kesakitan bahkan kematian.






TREATMENT
pertanyaan – pertanyaan untuk ditanyakan kepada pengguna tembakau untuk itu bagaimana cara mengatasi masalah ini.


1. seberapa sering anda menghisap rokok ?
2. bagaimana pengunaan tembakau mempengaruhi kesehatan anda?
3. apakah anda ingin berhenti?
4. siapa anggota lain yang menggunakan tembakau? biasanya sulit bagi seseorang untuk menghentikan kebiasaannya jika ada orang lain yang merok.
beberapa cara agar seseorang dapat mengurangi kebiasaan merokoknya,
1. buatlah keputusan hanya merokok sekali selama satu jam, kemudian mulai persingkat waktunya menjadi setengah jam
2. buatlah anda kesulitan untuk mendapatkan rokok
3. jangan pernah membeli lebih dari sekotak rokok sekaligus
4. bila anda mampu untuk berhenti merokok dalam sehari, maka Anda mampu untuk berhenti pada hari selanjutnya. Cobalah!
5. berolahraga dan rasakan bahwa Anda dapat menjadi lebih baik tanpa merokok

hal – hal yang harus diingat ketika menghadapi seseorang yang mengalami ketergantungan terhadap tembakau :
1. tembakau merupakan obat yang sangat berbahaya. jangan pernah tidak memperdulikan orang – orang dengan ketergantungan terhadap tembakau
2. para pengguna tembakau jarang mengeluhkan kebiasaan mereka sebagai suatu gangguan kesehatan. Anda harus bertanya kepada klien tentang kebiasaan mereka menggunakan tembakau.
3. berikan edukasi pada orang – orang tentang bahaya merokok dapat dihindari jika mereka berhenti merokok.





























tidak ada kata terlambat bagi anda untuk berhenti merokok. Sekali anda berketetapan hati berhenti merokok, maka efek negatif merokok akan mulai menghilang saat itu juga, tak peduli sudah berapa lama anda kecanduan merokok.
Setelah 20 menit : Tekanan darah turun ke level yang mendekati kala sebelum anda menyalakan rokok terakhir anda.
Setelah 8 jam : kadar karbonmonoksida dalam darah menjadi normal. Setelah 24 jam : Resiko anda terkena serangan jantung dadakan sedikit menurun.
Setelah 2 minggu s/d 3 bulan : Perfomance paru-paru anda meningkat 30%
Setelah 1 s/d 9 bulan : Penyakit seperti batuk-batuk, sinus, pegal pegal, nafas pendek - menurun; cilia (filamen kecil yang bertugas membersihkan paru-paru) mulai berfungsi normal (mengurangi infeksi paru paru).
Setelah 1 tahun : Resiko penyakit jantung koroner menjadi 50% lebih kecil dibandingkan perokok aktif lain yang masih belum bertobat
Setelah 5 tahun : Resiko terkena stroke menurun drastis
Setelah 10 tahun : Resiko kematian akibat kanker paru paru menurun 50% dibandingkan perokok aktif yang belum tobat
Setelah 15 tahun : Resiko penyakit jantung koroner kini setara dengan mereka yang tidak pernah merokok seumur hidupnya.

“Tembakau juga menghalangi anda mendapatkan fisik berotot ala fitness idaman anda selama ini,” kata Scott Swartzwelder, Ph.D., profesor klinis masalah fisiologi medis di Duke University dan penulis buku “Pumped: Straight Facts for Athletes About Drugs, Supplements and Training”.
Hal-hal negatif yang bisa dialami perokok yang ikut fitness adalah sebagai berikut :
Stamina menurun. Saat kebutuhan oksigen meningkat (selama olahraga), maka beban yang diangkat akan kian terasa beratnya. Berkurangnya kapasitas serap oksigen pada paru-paru perokok (akibat permukaan paru paru tertutup tar nikotin), menyebabkan jumlah oksigen yang mencapai alveoli berkurang, akibatnya jumlah oksigen dalam darah berkurang. Karbonmonoksida pada rokok, jika tercampur dengan hemoglobin darah, maka akan menurunkan kemampuan sel darah merah mengikat oksigen. Hasilnya adalah stamina perokok tidak sebagus non perokok, termasuk aktfiitas fisik paling sederhana sekalipun seperti naik turun tangga.
Susah menambah massa otot. Menghirup karbonmonoksida dari rokok, menguras cadangan oksigen dalam otot anda, akibatnya anda akan susah mendapatkan kontraksi otot yang dikehendaki selama angkat beban, akibatnya jumlah beban yang bisa anda angkat akan menurun. “Karena anda gagal memaksa otot bekerja mencapai kemampuan genetik maksimalnya, alias mencapai batas kemampuan anaerobic-nya, maka rokok otomatis akan memaksa anda memakai beban ringan, padahal seharusnya otot anda bisa mengangkat beban lebih berat dari seharusnya jika anda bukan perokok, ” kata Swartzwelder. Jika anda berada di kondisi palsu seperti itu (angkat beban dengan berat yang lebih ringan dari seharusnya), maka anda akan kesulitan memberi stimulus yang diperlukan untuk pertumbuhan otot ke fase berikutnya yang lebih tinggi.
Butuh waktu lebih lama untuk menambah massa otot. Merokok itu sama saja menunda proses penyembuhan luka, karenanya berdampak langsung pada sistim mekanik fundamental resistance training. “Saat anda angkat beban / fitness guna membentuk otot, anda sama saja menciptakan luka skala mikro dalam jaringan otot yang anda latih, dan itu butuh penyembuhan,” kata Ed Morand, trainer terkemuka di pusat kebugaran di New York / Town Sports International. “Butuh 48 sampai 72 jam agar otot bisa pulih seperti semula.” Setelah sembuh (berkat istirahat), maka otot anda telah beradaptasi sedemikian sehingga otot menjadi lebih kuat untuk menghadapi latihan fitness berikutnya. Jika dibarengi nutrisi tepat, maka selain kuat, otot juga menjadi lebih besar ukurannya dibanding sebelumnya. TAPI merokok memperlambat semua proses tersebut, akibatnya otot butuh waktu lebih lama dari seharusnya untuk memperbaiki dirinya sendiri.
Kekuatan otot menurun. Otot anda hanya bisa menjadi sekuat tulang yang berada dibalik otot itu sendiri. Bagi kawula muda dan mereka yang berjiwa muda, mungkin paling tidak ada rasa takut sama sekali mendengar kata osteoporosis. Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons, semua perokok menderita penurunan mineral tulang, dan mereka semua tidak menyadarinya karena efeknya terjadi pelan tapi pasti.
Nutrisi anda menjadi kacau balau. Tembakau meningkatkan jumlah radikal bebas yang masuk ke darah,” kata Keith Ayoob, R.D., direktur nutrisi di Rose F Kennedy Center di Albert Einstein College of Medicine di New York City. Radikal bebas adalah molekul yang elektronnya tidak lengkap. Saat memasuki tubuh anda, radikal bebas akan mencuri elektron dari molekul lain (nutrisi anda) agar susunan molekulnya lengkap. Yang menjadi sasaran radikal bebas adalah protein, asam amino, dan karbohidrat - semuanya adalah unsur yang anda makan selama ini. Semua nutrisi dan supplement yang anda makan dengan harapan mendapat otot dan fisik idaman, menjadi sia sia saja karena radikal bebas. Tembakau juga membuat darah menjadi pekat dan kental dari yang seharusnya. Karbonmonoksida dari asap rokok meningkatkan kolesterol darah, bisa menyebabkan penyempitan dan kerusakan dinding arteri.
Keperkasaan pria menurun. Penelitian menunjukkan, hanya dengan menghisap sedikit rokok saja, bisa berdampak langsung pada seberapa banyak aliran darah yang mengalir ke arteri penis. Perokok pria beresiko 2 kali lebih besar ketimbang non perokok untuk mengalami impotensi. tembakau juga bisa menurunkan kemampuan sperma mencapai sel telur secara sukses.
Merokok juga menurunkan kapasitas daya tampung oksigen paru paru anda, karena kemampuan paru-paru mengembang saat anda tarik nafas dalam dalam, menjadi terbatas. “Itu artinya jumlah oksigen yang bisa disalurkan kedarah, menjadi sedikit. Tanpa oksigen, fitness dan aerobik anda tidak bakal berlangsung lama, dan ujung-ujungnya, anda hanya mampu membakar sedikit kalori, walau sudah menghabiskan waktu olahraga lebih lama dari biasanya sekalipun. Tembakau menurunkan kemampuan bakar lemak anda sendiri. “Jika anda punya kadar nikotin tinggi dalam tubuh anda, maka sistim alami cardiac anda menganggur, karena selama aerobik, tekanan darah dan detak jantung naik oleh bantuan nikotin, bukan oleh sistim cardiac anda dan itu tidak natural. Dalam hal ini, merokok tidak ada bedanya dengan memakai drug,” jelas Swartzwelder. “Anda akan kehilangan 10-20% dari benefit olahraga aerobik yang seharusnya anda terima dan nikmati, dan itu semuanya akibat merokok.”

Jumat, 16 Oktober 2009

Psikologi Lansia

LAPORAN
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II

MASALAH KHUSUS USIA TUA
(LANSIA)







OLEH ;
LISA GUSTIANA
P.0513013


STI PSIKOLOGI HARAPAN BANGSA BANDA ACEH
2006
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan “Mengenai Beberapa Masalah Pada Usia Tua”. Tidak lupa pula salawat dan salam kita sampaikan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan kea lam yang berilmu pengetahuan.
Didalam menyusun laporan ini masih ada kekurangan, maka penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik untuk melengkapi laporan ini dan tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Rica Dewi, S.Psi selaku dosen pembimbing, para staf pengurus panti jompo serta teman – teman sejawat yang telah banyak membantu sehingga selesai laporan ini.
Akhirnya diharapkan semoga laporan ini bermanfaat untuk para mahasiswa agar dapat memahami psikologi orang menjadi tua.

Banda Aceh, 10 Desember 2006
Penulis
Lisa Gustiana


















BAB I
PENDAHULUAN

Psikologi orang tua dipandang sebagai suatu proses yang selesai dengan tercapainya masa dewasa muda. Umur 65 tahun pada umumnya dianggap sebagai umur permulaan usia tua.
Psikologi orang tua dapat dilihat dengan bertambahnya usia maka jaringan – jaringan dan sel – sel mejadi tua, sebagian mengalami regenerasi dan sebagian lagi akan mati.
Ada beberapa masalah khusus masa tua seperti gangguan fisik, kehilangan dalam bidang social ekonomi, sex pada usia lanjut, masalah adaptasi dan ganggauan psikiatrik serta pengobatan.
Dalam laporan ini hanya dibahas menggenai gangguan fisik dan masalah adaptasi.
Pada gangguan fisik yaitu parubahan fisik pada masa tua ialah karena penyakit dan karena proses menjadi tua. Beberapa perubahan fisik yaitu berkurangnya ketajaman panca indera, penciutan kemampuan melaksanakan sesuatu karena turunnya kekuatan motorik serta kemunduran efisiensi integrative susunan saraf pusat, seperti kelemahan ingatan.
Masalah adaptasi ditujukan pada penyesuaian diri daripada seorang yang memandang masa tuanya sebagai masa dengan segala pengurangan, baik sumber daya, kecerdasan dan kemampuan. Seseorang yang sudah lanjut usianya dan menganggap bahwa dia tidak memerlukan perlindungan, karena dia akan tetap sehat, kuat dan dapat berdiri sendiri, secara relative akan lebih dapat menyesuaikan diri.





















BAB II
LANDASAN TEORI

Proses menjadi tua disebut “Psychogerontologie” (dalam bahasa belanda), “psychology of aging” (dalam bahasa inggris), dan “psychologie des Alterms” (dalam bahasa jerman). Usia lanjut biasanya dianggap yang diatas 65 tahun. Orang – orang ini mempunyai masalah sendiri yang berhubungan dengan proses menjadi tua (“aging process”) dengan segala akibat badaniah, psikologik dan social.
Thomae (1968) menyebutkan seseorang menjadi tua yaitu ;
Proses – proses biokemis dan fisiologis
Proses – proses pathologist atau penyakit
Perubahan – perubahan fungsional psikologis
Perubahan – perubahan kepribadian dalam arti sempit
Penstrukturan kembali dalam hal social psikhologis, yang berkaitan dengan pemindahan kegolonggan usia yang lebih tinggi
Perubahan – perubahan yang berhubungan dengan kenyataan bahwa orangh tidak hanya mengalami keadaan menjadi tua ini, melainkan bahwa seseorang juga mengambil suatu sikap batin terhadap keadaan tersebut
Ada dua macam teori agar menjadi tua dengan bahagia, yaitu ;
1. Teori Disenagagement (melepaskan diri)
Menurut teori ini (Cumming & Henry, 1961) mengatakan bahwa proses menjadi tua yang disertai dengan kepuasaan ditentukan dari dua macam arah. Dia melepaskan dirinya dari berbagai ikatan dan dia akan dilepaskan oleh kehidupan bersama pada waktu dia mulai pensiun. Cumming & Henry (1961) menarik kesimpulan bahwa orang yang lebih tua yang mengalami pelepasan itu menjadi lebih bahagia dengan kebebasannya yang lebih banyak, kewajiban – kewajibannya berkurang terhadap lingkungan social dan terhadap kehidupan bersama.
Sedangkan Havighurst, Neugater & Tobin (1964) menaruh perhatian pada teori pelepasan pada aspek – aspek kualitatifnya dari pada kuantitasnya. Mereka melihat bahwa kontak – kontak social tadi berubah secara kualitatif, yaitu karena keterlibatan orang usia lanjut juga berubah.

Teori Aktivitas
Teori aktivitas (Havighurst dkk, 1964) bahwa hanya dengan terus melakukan berbagai aktivitas, orang lanjut usia dapat memperoleh kepuasaan dan kebahagiaan.
R Haditono berpendapat bahwa orang lansia di Indonesia masih banyak ikut berpartisipasi alam kehidupan, meskipun secara fisik tidak lagi dapat menyumbangkan prestasi, namun prestasi mental paling banyak dibutuhkan terutama dalam hubungan keluarga.
Thomae (1976) menyebutkan bahwa menjadi tua adalah suatu interaksi yang progresif antara individu dan dunianya. Proses menjadi tua harus dipandang sebagai suatu kerja sama antara 10 subsistem yang hasilnya berbeda – beda setiap individu, yaitu ;
1. Konstelasi nature – nurture (pemasakan belajar)
2. Perubahan – perubahan baru pada system biologis
3. Perubahan baru pada system peranan social
4. Situasi sosio ekonomis dan ekologis
5. Konsistensi dan perubahan pada berbagai aspek fungsi kognitif
6. Konsistensi dan perubahan pada ciri – ciri kepribadian seperti aktivitas
7. Lingkup hidup individual (life space)
8. Kepuasan hidup yang dicapai antara kebutuhan – kebutuhan individual dan situasi hidup yang nyata
9. Kemampuan untuk memperoleh keseimbangan kembali dengan konfrontasi aktif dan tidak menyerah
10. Kompetensi social sebagai ukuran global bagi kecakapan individu untuk memenuhi tuntutan social dan biologis disamping juga mengharapkan dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ada empat criteria penilaian terhadap adaptasi pada usia lanjut, yaitu ;
1. Kualitas pola perilaku
2. Perubahan dalam perilaku emosional
3. Perubahan kepribadian
4. kebahagiaan


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode Interview
Interview adalah metode yang mendasarkan diri kepada laporan verbal dimana terdapat hubungan langsung antara si penyelidik dan subjek yang diselidiki. Dalam metode ini ada face of face relation antara penyelidik dan yang diselidiki (Suryabrata, 1970).

1. Klasifikasi
Menurut bentuknya, interview digolongkan sebagai berikut;
a. Wawancara tiak berstruktur / bebas
Wawancara dimana arah pembicaraan tidak terbimbing kesuatu tema pokok tertentu.
b. Wawancara berstruktur
Wawancara dimana hal – hal yang akan dibicarakan telah ditentukan lebih dahulu.
c. Wawancara terarah
Merupakan synthesa dari kedua bentuk wawancara diatas. Dimulai dari bentuk tidak berstruktur untuk menimbulkan suasana bebas dan akrab. Kemudian wawancara berstruktur sehingga pembicaraan tetap terarah pada sasaran yang akan dikenai dalam penyelidikan itu.
Menurut subjek yang diwawancarai, interview dibedakan atas;
1. Auto Anamnese
Wawancara yang dilakukan langsung kepada klien.
2. Allo anamneses
Wawancara yang dilakukan langsung kepada oang dekat klien.

Metode Observasi
Observasi adalah dengan sengaja dan sistematis mengamati aktivitas individu lain (Suryabrata, 1970).
1. Klarifikasi
Observasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis;
a. Observasi Non Partisipan
Observasi dimana sipenyelidik tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh individu yang diobservasi.
b. Observasi Partisipan
Observasi dimana observer ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diselidiki.
c. Observasi dalam Situasi Eksperimental
Observasi dimana dengan sengaja menimbulkan gejala tertentu untuk dapat di observasi.



BAB IV
IDENTIFIKASI KASUS

Identitas Klien
Nama : S Y
Alamat : Samahani, Aceh Besar
Umur : 73 tahun
Status : Janda

Identitas Teman Klien
Nama : F S
Alamat : Mukek, Aceh Selatan
Umur : 70 tahun
Status : Janda

Allo Anamnese
Berdasarkan interview yang dilakukan langsung dengan teman klien mengatakan bahwa nenek S Y adalah orang yang baik, tidak pernah bertengkar dengan orang lain selama di wisma panti jompo dan nenek selalu membantu orang yang sedang memerlukan padahal fisiknya telah mengalami penurunan.
Keluarga nenek S Y sering mengunjunginya dan selalu mengajaknya pulang kerumah, namun nenek tidak pernah mau ikut kecuali pada hari – hari libur keagamaan seperti pada waktu hari raya idul fitri dan idul adha.
Nenek S Y adalah sosok seseorang yang mandiri. Berbagai macam aktivitas yang tersedia dip anti jompo ia ikut. Namun selama beberapa tahun ini nenek Sapiah tidak bias mengikuti kursus menjahit karena disebabkan oleh factor penyakit fisik yaitu menurunnya panca indera penglihatan selain itu nenek tidak dapat lagi merawat bunga di taman yang disebabkan oleh factor penyakit fisik nenek juga.

Auto Anamnese
Berdasarkan interview yang dilakukan langsung oleh klien ia mengatakan bahwa keinginannya untuk tinggal dipanti jompo karena kemauannya sendiri. ia tidak ingin merepotkan anak dan cucunya di rumah. Selain itu jika dirumah ia beraktivitas seperti mencuci piring, menyapu dan membersihkan rumah, anaknya selalu melarangnya dan nenek merasa tidak nyaman. Jadi nenek pergi ke panti jompo untuk mencari aktivitas. Disini nenek merasa senang karena dapat melakukan berbagai aktivitas dan kegiatan yang tersedia di panti jompo.





BAB V
KESIMPULAN KASUS

Diagnosa Objektif
Nenek S Y memiliki dua orang anak laki – laki dan seorang anak perempuan. Nenek S Y memiliki masalah khusus masa tua seperti gangguan fisik dan masalah adaptasi di lingkungan keluarganya. Perubahan fisik nenek S Y ialah karena penyakit (rematik) dan juga karena proses menjadi tua. Beberapa perubahan fisik nenek seperti berkurangnya ketajaman panca indera, penurunan kemampuan melaksanakan sesuatu karena turunnya kekuatan motorik, serta kemunduran efisiensi integrative susunan saraf pusat, seperti kelemahan ingatan. Adapun masalah adaptasinya terhadap lingkungan keluarga ialah nenek S Y menganggap bahwa ia tidak memerlukan perlindungan, karena ia akan tetap sehat dan dapat berdiri sendiri. selain itu, nenek selalu dilarang untuk melakukan aktivitas di rumah.

Prognosa
Nenek S Y dapat terus melakukan berbagai aktivitas dan kegiatan ringan lainnya untuk memperoleh kepuasan dan kebahagian serta apat menciptakan hubungan social baik terhadap keluarga sendiri maupun orang lain.



Terapi
Untuk membantu mesalah nenek S Y dapat dipergunakan terapi sebagai berikut ;
Ø Psikoterapi Suportif
Tujuan dari terapi ini untuk mengembalikan keseimbangan adaptif (dapat menyesuaikan diri) terhadap keluarganya.
Cara – cara psikoterapi suportif ;
Ø Penyuluhan atau konseling
Suatu bentuk wawancara untuk membantu nenek mengerti dirinya sendiri lebih baik, agar dapat mengatasi suatu masalah lingkungan atau dapat menyesuaikan diri.












BAB VI
PENUTUP

Kesimpulan Umum
Ada beberapa factor yang mempengaruhi berhasilnya lansia dalam beradaptasi terhadap panti jumpo.
Pertama, jika ia masuk secara sukarela, ia akan merasa bahagia dan mempunyai motivasi yang kuat untuk beradaptasi dengan lembaga tersebut.
Kedua, semakin terbiasa hidup bersama dengan oang lain dan mengambil kegiatan bersama maka akan semakin dapat menikmati kontak social.
Ketiga, jika jarak lembaganya dengan tempat tinggal dulu cukup dekat, sehingga mereka dapat tetap berhubungan dengan anggota keluarga.
Keempat, dimanapun mereka tinggal, perlu diperhatikan bahwa mereka masih merasa menjadi bagian dari keluarga dan tidak terputusnya kontak dengan keluarga.
Cicero mengatakan bahwa mereka yang mempunyai keinginan sederhana dan watak yang baik menjadikan masa tuanya mudah dijalani. Sedangkan mereka yang tidak menunjukkan sikap bijaksana an kebajikan di masa mudanya cenderung untuk memperhatikan kelemahan – kelemahannya di hari tua, yang sebetulnya merupakan hasil dari ketidak teratuan hidup dan sikap di masa mudanya.


Saran
Ada beberapa saran yang disampaikan semoga berguna bagi semua;
Ø Kepada nenek diharapkan dapat memahami maksud dari keinginan anak yang tidak mengiginin untuk tidak banyak beraktivitas, maksud mereka baik karena nenek telah banyak mengalami penurunan fisik sehingga nenek mudah sakit jika terlalu banyak beraktivitas.
Ø Kepada pengurus lembaga panti jompo diharapkan dapat selalu memberikan berbagai macam aktivitas yang sesuai dengan keadaan para nenek dan kakek yang menghuni panti jumpo ini. Selain itu diharapkan para pengurus dapat memberikan layanan yang terbaik bagi para penghuni panti jumpo sesuai dengan kebutuhannya seperti tenaga psikolog, gizi, perawat dan hal – hal yang dibutuhkan lainnya dari para penghuni panti jumpo.
Ø Kepada masyarakat diharapkan dapat bersosialisasi dengan para penghuni panti jumpo.









DAFTAR PUSTAKA

Hurlock B, Elizabeth, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Erlangga : Jakarta. 1991
Maramis, W.,F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Air langga University Press : Surabaya. 1995.
Siti Rahayu Aditono. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Gajah Mada : Bandung. 2004.